Sunday 27 January 2013

Eksistensi Samurai di Jepang



Samurai adalah istilah untuk kasta prajurit dalam strata masyarakat Jepang. Samurai mulai eksis sekitar abad ke-12 ketika dua klan terkuat masa itu, Taira dan Minamoto saling bertempur. Ketika klan Minamoto mengalami kekalahan, mereka kemudian menyusun suatu basis pertahanan militer dan menyerang balik Klan Taira. Dibawah kekuasaan klan Minamoto inilah, The Japanese Shogunate atau sistem pemerintahan militer, yang di sebut Bakufu terbentuk. Hirarki di bawah shogun adalah daimyo.1 Daimyo adalahpenguasa lokal yang mungkin setara dengan Duke kalau di Eropa.Kaum samurai ini mengabdi kepada para daimyo. Ada juga istilah ronin, yaitu samurai tanpa tuan.
Latar belakang munculnya golongan samurai ini di dasari karena para daimyo atau tuan-tuan tanah menginginkan penjagaan militer yang lebih khusus untuk mereka dalam menanggulangi adanya serangan-serangan yang tak terduga dari para petani yang pada saat itu merasa tidak puas dengan kekuasaan yang di dapat para daimyo sehingga seringkali mereka melakukan pemberontakan, akibatnya para daimyo mempersenjatai keluarga dan para petaninya. Namun, pada akhirnya samurai tumbuh menjadi satu golongan masyarakat tersendiri, berada di bawah daimyo dan diatas kalangan petani.
Saat Ieyasu Tokugawamengambil alih kekuasaan Jepang dari tangan Toyotomi Hideyoshi, dia memindahkan ibukota dari Kyoto ke Edo dan selama masa bakufu, peran para samurai sangatlah penting bagi keberlangsungan pemerintahan tersebut. Akan tetapi, sepanjang masa pemerintahan Tokugawa, Jepang berada dalam keadaan damai selama kurun waktu kurang lebih 265 tahun. Karena tidak ada perang, kaum samurai menjadi tidak mempunyai pekerjaan. Walaupun beberapa kemudian bekerja di sektor pelayanan umum, tapi pada dasarnya mereka adalah 'kaum penganggur' yang harus di hidupi oleh kasta-kasta yang lain, yang notabene merupakan kasta yang lebih rendah, yaitu para petani, pengrajin dan pedagang. Akibat dari hal tersebut, para samurai yang terbiasa melakukan tugasnya dengan pedang menjadi terlena dan mulai kehilangan semangat juang serta militansinya.1
Keadaan Jepang bertambah mengkhawatirkan pada masa pasca Restorasi Meiji, penandatanganan perjanjian  pembukaan politik isolasi Jepang dengan pihak asing ternyata tidak disetujui oleh semua pihak. Runtuhnya bakufu Edo yang selama ini melindungi militer dan feodalisme Jepang membuat para elit samurai merasa khawatir dengan “perkembangan zaman” dan masuknya pengaruh-pengaruh asing sejak masa kedatangan Komodor Perry. Situasi di Jepang seperti ini sangat berbahaya bagi sebuah pemerintah yang keamanannya tergantung kepada kesetiaan samurai.
Dimasa-masa akhir Tokugawa shogunate inilah lahir Saigo Takamori, anak seorang samurai kelas rendah. Ketika dewasa dia mengabdi kepada Shimazu


 
1Sakamoto, Taro. Jepang dulu dan sekarang, terjemahan oleh Sylvia Tiwon. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 1992. 
nariakira seorang daimyo dari klan Satsuma. Dari Nariakira, Takamori belajar tentang politik dan pemerintahan, yang berguna ketika kemudian dia ikut memimpin persekutuan antara klan Satsuma dan Choshu untuk menggulingkan kekuasaan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan ke tangan kaisar. Pengembalian kekuasaan ke tangan kaisar, di kenal sebagai Meiji Restoration.
Era Meiji mengawali era reformasi dari sistem feodal ke sistem modern. Termasuk didalamnya memodern-kan tentara Jepang dengan sistem barat. Sosok kuat di balik reformasi ini adalah Okubo Toshimichi. Dia dan  Saigo Takamori adalah kawan baik dan sama-sama berasal dari klan Satsuma. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Meiji saat itu adalah berusaha menghapuskan sistem feodal yang mengikat Jepang dengan cara meniadakan golongan samurai beserta hak-hak istimewa yang mereka miliki. Kebijakan ini tentu saja mendatangkan pro dan kontra di kalangan birokrasi yang mayoritas merupakan golongan samurai.2 Takamori mendukung proses reformasi sejak dari awal bahkan kemudian dia diangkat menduduki jabatan penting di pemerintahan. Tetapi ketika hak-hak istimewa samurai di lupakan oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan Meiji, terjadi perang batin, antara loyal terhadap negara di satu pihak dan kaum samurai di pihak lain.
Kekecewaan Saigo Takamori semakin memuncak ketika keinginannya untuk menaklukan daerah Korea ditolak oleh pemerintah, karena kondisi negara


 
2Ibid
yang masih belum stabil. Akibatnya, Takamori mengundurkan diri dari pemerintahan dan kembali ke daerah asalnya di Kagoshima. Disana dia mendirikan sekolah untuk samurai dan para samurai yang tidak puas dengan sistem pemerintahanpun mulai bergabung. Bujukan dari unsatisfied samurai ini membawa Takamori memimpin pemberontakan terhadap pemerintah. Peristiwa ini tercatat sebagai The Satsuma Rebellion. Pasukan Takamori kalah, dan mereka mundur kembali ke Kagoshima.
Dengan sisa sekitar 300 samurai, mereka bertahan dengan bersembunyi didalam gua-gua di bukit Shiroyama. Ketika jumlah pasukannya menyusut, karena kurangnya pasokan makanan, amunisi dan juga karena kelelahan, Takamori sadar, bahwa dia telah kalah.
Di pagi hari tanggal 24 September 1877, sekelompok kecil samurai yang hanya mempunyai pedang ditangan untuk bertahan, di hujani meriam oleh ribuan tentara pemerintah. Namun akhirnya tubuh Takamori dan pengikutnya ditemukan dalam keadaan terpenggal kepalanya. Mereka telah melakukan seppuku atau bunuh diri dengan jalan seorang samurai daripada tertangkap sebagai seorang pemberontak.
Pemberontakan yang dilakukan kaum samurai inilah yang membuat pemerintah Meiji berhasrat melakukan modernisasi terutama dalam masalah persenjataan militer. Akan tetapi, akhirnya pemerintah Jepang  menyadari, bahwa modernisasi yang membabi buta tanpa memperhitungkan budaya dan tradisi mereka yang sudah mendarah daging juga tidak akan membawa kemajuan yang berarti bagi negaranya. Sehingga mereka berupaya untuk melakukan modernisasi tanpa harus menghilangkan tradisi atau budaya yangmereka miliki.
Melihat dari perjalanan sejarah mereka ini, sungguh bisa dipahami jika Jepang saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Jadi, karena mereka menyeimbangkan antara budaya dan modernisasi. Semangat bushido yang di adopsi dari para samurai dipadukan dengan kemajuan, menjadikan Jepang sebuah negara yang mempunyai karakteristik tersendiri. Dengan kata lain, dengan menunggangi budaya mereka bisa mencapai modernisasi dan semua itu tidak lepas dari peranan para samurai-samurai dengan semangat bushido-nya.

No comments:

Post a Comment